Jumat, 26 Juli 2013

Agama Yang Tumbuh di Korea Selatan

Chingu, agama yang tumbuh di Korea Selatan pada umumnya tidak dominan terhadap satu agama, tidak seperti halnya di Indonesia yang mayoritas penduduknya menganut agama islam. Budaya Korea mencakup berbagai elemen agama yang beranekaragam dan siapapun berhak memilih agama berdasarkan keyakinannya tanpa ada paksaan.

Berdasarkan sejarah agama yang berkembang di Korea sebelumnya, Korea tumbuh dengan pengaruh agama Shamanisme, Buddhisme, Taoisme atau Konfusianisme. Namun di era moderen saat ini ada beberapa agama seperti Islam dan Kristen menambah keberagamanagama di Korea.  berikut ini beberapa agama yang berkembang di Korea Selatan.



Agama Budha




Agama Budha diperkenalkan di Korea sejak tahun 372 selama periode Kerajaan Goguryeo oleh seorang biarawan bernama Sundo yang berasal dari Dinasti Qin Qian di Cina. Budha adalah salah satu agama filosofis yang sangat disiplin dan menekankan keselamatan pribadi melalui siklus reinkarnasi.
Keberadaan agama budha di Korea tampaknya telah didukung oleh orang-orang yang berkuasa dari tiga Kerajaan. Agama Budha juga ditetapkan sebagai agama negara dikerajaan Shilla. Saat ini agama Budha juga menjadi agama yang memiliki 40% pemeluk agama di Korea Selatan.

Agama Protestan



Keberadaan agama Protestan di Korea berlangsung sejak penyebar injil di Amerika memasuki wilayah Korea. Penyebar injil yang kebanyakan dari Amerika Serikat ini memperluas penyebaran agama melalui  dunia medis, pendidikan, bakti sosial dan sebagainya. Agama protestan juga turut berperan penting dalam membangkitkan semangat kebangsaan dan kemerdekaan selama penjajahan Jepang  pada tahun 1910-1945 di Korea. Saat ini jumlah pemeluk agama Protestan di Korea menduduki urutan ke-2, diikuti jumlah pemeluk agama Budha di Korea.

Agama Katolik



Sebenarnya agama Katolik masuk 100 tahun lebih cepat dibanding dengan agama Protestan yakni tepatanya pada abad ke-18. Perkebaangan agama katolik berawal dari masuknya sebuah partai dari dunia barat pada masa kerajaan Chosun, yakni Namin yang saat itu diasingkan dari kekuatan. Agama ini awalnya dipelajari atas nama ‘ilmu dunia barat’ atau ‘Seohak’. Dengan demikian, agama Katolik di Korea, disebarluaskan ‘dengan mandiri’ pertama kali di dunia lewat penyelidikan oleh dirinya sendiri dan permintaan pengiriman penyebar Injil.

Pada awalnya masuk agama Katolik ke Korea mendapatkan banyak tekanan terutama suatu tantangan kebijakan pemerintahan negara karena terdapat banyak korban  sebelumnya. Saat ini agama Katolik  merupakan agama dengan jumlah penganut 20% dan merupakan agama terbesar ke tiga di Korea.

Agama Islam



Penyebaran agama Islam pada mulanya berasal dari pasukan Turki yang mengikuti perang di Korea sebagai tentara Perserikatan Bangsa-bangsa, PBB. Pemeluk agama Islam pertama kali di Korea dilahirkan setelah beberapa warga Korea yang pindah ke Mancuria secara terpaksa di masa kekuasaan Jepang, mengontak pemeluk agama Islam yang sudah mapan di Mancuria. Di tahun 1955 lalu Asosiasi Agama Islam Korea diresmikan dan imam pertama terpilih di Korea. Setelah mesjid pertama kali didirikan di daerah Hannam, Seoul di 1970-an, sejumlah mesjid didirikan di kota utama termasuk Busan, Daegu, Cheonju, Gwangju (di provinsi Kyeonggi), Anyang, dan Ansan.  Di akhir tahun 2007 lalu, jumlah pemeluk agama Islam di Korea ditaksir sekitar 140 ribu orang.

Agama Kepercayaan



Agama Konfucu di Korea bisa disebut bukan agama, melainkan sesuatu untuk dilihat dari sisi ilmu, filsafat etika dan sebagainya atau bisa disebut faham kepercayaan. Namun pada umumnya cara berfikir warga Korea kebanyakan berfikir terhadap agama Konfucu.

Agama Cheondo, Agama Daejonggyo dan sebagainya, merupakan agama nasional yang memuja pendiri Korea, Dangun. Agama Budha aliran Won, dan Jeung San Do juga merupakan agama yang muncul di Korea.

Kemudian ada faham  Shamanisme juga tumbuh bagi warga Korea sebagai kepercayaan rakyat. Kepercayaan ini dtandai dengan warga Korea pergi ke peramal atau dukun untuk menghilangkan nasib buruk ketika menghadapi pilihan penting seperti membuka toko atau melamar sekolah atau untuk mendapat keberuntungan dan mencegah penyakit. Sampai saat ini Shamanisme juga bisa ditemukan di Desa maupun di Kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar